Tuesday, May 3, 2011

Apakah Taubatku Diterima

Jika seseorang bertaubat karena tak lagi mampu melakukan hal yang ia taubatkan, apakah taubatnya diterima? sebagai contoh, seorang pria yang mendadak impoten sehingga tak lagi bisa berhubungan badan, berhenti melakukan zina. Berhenti karena ketidakmampuannya melakukan kemaksiatan bisakah dikatakan bertaubat?


Hehehehe penasaran dengan pertanyaan itu saya beranikan diri bertanya pada seorang ustadz. Beliau berkata ada dua pendapat berbeda dari para ulama:

Sebagian Ulama yang mengatakan taubatnya tidak sah : 
Hakikat dari taubat adalah mengalahkan dorongan hawa nafsu dan mengikuti panggilan kebenaran. Dari masalah diatas, si pria ini berhenti berzina karena sudah tidak mampu melakukannya lagi, sekalian berhenti sekalian bertaubat. Jadi hakikat dari taubatnya sendiri tidak ada. Taubatnya termasuk taubat yang terpaksa, taubat yang kejepit. Selain itu taubat adalah mencegah diri dari mengerjakan sesuatu yang diharamkan. Pertanyaannya sekarang, jika suatu saat ketidakmampuannya itu usai, apakah ia yakin tidak akan mengulangi lagi?

Sebagian Ulama yang mengatakan taubatnya diterima, mungkin dan dapat terjadi:
Jika rukun taubatnya dipenuhi dan ia merasa menyesal dengan apa yang telah dilakukannya. Jika orang ini tidak dapat melakukannya, namun ia masih dapat menghayalkan dan menginginkannya, maka taubatnya adalah dengan membersihkan dirinya dari keinginan dan khayalannya itu.

Allah itu Maha Pengampun.Bertaubat adalah perintah Allah dan Dia menjamin bila seseorang bertaubat pasti diampuninya. Asalkan taubatnya itu taubat sungguhan, bukan main main atau sekedar formalitas saja.

Diantara syarat utama dalam bertaubat adalah :
  1. Adanya penyesalan yang merasuk ke dalam hati atas apa yang pernah dilakukannya itu.
  2. Meminta ampun kepada Allah seta bermohon agar catatan amal buruknya itu dihapuskan selam di dunia ini.
  3. Tidak mengulangi dan meninggalkan seluruhnya semua perbuatan yang demikian itu.
  4. Dan lebih baik bila perbuatan buruk itu dihapus dengan perbuatan baik yang besar karena Allah berfirman : "Sesungguhnya amal baik itu menghapus amal yang buruk".

    “Katakanlah: “Hai hamba-hambaKu yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Az-Zumar: 53)





No comments: