Wednesday, February 1, 2012

Adab Mengkritik Pemerintah Menurut Islam

Jelang  2014, suasana politik kian memanas. Dari para pengamat politik, politikus bahkan sampai dengan tukang loper koran berbicara tentang keburukan pemerintah. Majunya teknologi, makin memudahkan semua orang mengekspresikan opini. Coba tengok media sosial seperti twitter. Dari akun yang jelas sampai akun abal-abal, ribut menyampaikan kritik terhadap pemerintah, baik secara santun maupun sarkasme.

Di dalam Islam sendiri, khususnya bagi pengikut ahluss sunnah wal jamaah, ada adab-adab yang harus diikuti di dalam menyampaikan kritik terhadap pemerintah. Syaikh Abdul Aziz bin Baaz rahimahullah ditanya apakah termasuk manhaj salaf mengeritik penguasa diatas mimbar-mimbar? Dan bagaimana manhaj salaf dalam menasehati penguasa?

Beliau menjawab bukan termasuk manhaj salaf menyebarkan aib para penguasa dan menyebutkannya diatas mimbar-mimbar,sebab yang demikian akan menyebabkan kekacauan, dan penguasa tidak lagi didengarkan dan ditaati dalam perkara yang ma’ruf, dan menyebabkan mereka sibuk dalam perkara yang memudaratkan dan tidak mendatangkan manfaat. Namun metode yang diikuti dari kalangan salaf adalah adanya nasehat antara mereka dengan penguasanya, menulis surat kepadanya, atau menghubungi para alim ulama yang memiliki akses kepadanya sehingga dapat diarahkan kepada kebaikan.

Mengingkari kemungkaran dapat dilakukan dengan tidak menyebutkan pelakunya,dan cukup dengan cara mengingkari kemaksiatan dan memberi peringatan darinya, tanpa menyebutkan bahwa si fulan yang melakukannya,apakah dia seorang penguasa atau bukan.

Tatkala muncul fitnah dizaman Utsman Radiyallohu 'anhu, sebagian orang bertanya kepada Usamah bin Zaid Radiyallohu 'anhu : mengapa Engkau tidak mengingkari Utsman ?! Beliau menjawab: apakah aku mengingkarinya dihadapan manusia?! Namun aku mengingkarinya antara aku dan dia, dan aku tidak akan membuka pintu kejahatan yang menimpa manusia.” (HR.Muslim:2898)


Tatkala mereka membuka pintu fitnah dizaman Utsman Radiyallohu 'anhu, dan mereka mengingkari Utsman Radiyallohu 'anhu secara terang-terangan, maka fitnah dan peperangan pun berkobar, yang pengaruhnya terhadap manusia masih terasa hingga hari ini, sehingga terjadi fitnah antara Ali Radiyallohu 'anhu dengan Muawiyah Radiyallohu 'anhu, Utsman Radiyallohu 'anhu dan Ali Radiyallohu 'anhu terbunuh dengan sebab tersebut, dan terbunuh pula para sahabat –radhiallahu anhum- dalam jumlah yang banyak, dan yang lainnya yang merupakan akibat dari bentuk pengingkaran secara terbuka dan menyebutkan aib mereka secara terang-terangan, sehingga sebagian manusia benci kepada penguasanya dan bahkan sampai membunuhnya, semoga Allah senantiasa menyelamatkan kita.

Itulah tadi perilaku sesungguhnya dari seorang muslim di dalam menyampaikan kritik terhadap pemerintah. Bukankah Islam adalah agama yang penuh dengan kesantunan?


(dari kitab: alfatawa al-muhimmah fi yabshir al-ummah,Jamal bin Furaihan Al-Haritsi,hal:17-18 terjemahan Al-Ustadz Abu Karimah Askari bin Jamal Al-Bugisi
Sumber : http://tsabat.com

No comments: